Palopo-dinamisnews.id
Genap Satu Tahun Wabah covid-19 yang melanda dunia internasional terkhusus Indonesia, Hingga mengakibatkan lumpuhnya beberapa sektor di beberapa wilayah nusantara, terlebih kepada sektor pendidikan.
Nur Hidayad Ahmad yang Merupakan Salah Satu Guru di SMP Negeri 3 Palopo Mengemukakan Pendapatnya terkait Wabah Covid-19 yang Tersebar di Negara Indonesia itu sendiri, wabah ini sudah melanda masyarakat Indonesia kurang lebih 1 Tahun, dan satu-satunya solusi di sektor pendidikan agar penerus bangsa terus merasakan yang namanya Pendidikan yakni dengan Belajar Dalam Jaringan.
“Memang pembelajaran daring ini sebelumnya, belum ada perancangan dalam kurikulum pendidikan di indonesia, namun Mendikbud mengeluarkan Kurikulum darurat, Banyak problem yang muncul selama pembelajaran daring ini di berlakukan, mulai dari tenaga pengajar yang kurang paham akan ilmu teknogi, fasilitas siswa yang kurang memadai, dan yang paling sering kita dengar yah orang tua siswanya yang belajar.” Ucapnya
Di lingkungan masyarakat itu sendiri timbul 3 tipe orang tua akan pembelajaran ini, yang pertama orang tua menginginkan anaknya belajar tatap muka tanpa takut akan wabah ini, yang kedua orang tua yang tetap ingin belajar online karna takut akan wabah ini dan yang ketiga, tipe orang tua yang terserah.
“Disinilah tugas sekolah bagaimna bisa memberikan solusi atau sebagai fasilitator akan problem yang terjadi, karna kita tidak menutup kemungkinan ketika melihat siswa kedepannya yang minim akan ilmu pengetahuan.” Tambahnya.
Problem inilah yang menjadi tugas kita bersama bagaimna di masa pandemi ini, sistem pendidikan kita tetap berjalan lancar dan tetap mencapai tujuan pendidikan agar tetap menciptakan generasi emas ke depannya.
meburut surianto, S.Pd.I salah satu alumni IAIN Palopo, kepada awak media ini mebuturkan bahwa proses belajar mengajar secara online kurang efektif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan para murid, sebab dalam proses belajar tersebut para murid terkadang kurang fokus dalam mendengarkan penjelasan dari guru, dan bisa jadi murid tersebut hanya terfokus pada hal-hal lain yang tidak di ketahui oleh guru pada saat belajar online.
Lanjut, surianto juga mengungkapkan, dalam hal pembelajaran tatap muka bisa di terapkan di masa pandemi ini, tetapi harus menerapkan protokol kesehatan, dan membagi murid menjadi 2 atau 3 kelompok dalam satu kelas, hal tersebut menjadi solusi dalam menerapkan proses belajar mengajar di sekolah, dan kepala sekolah bisa memberikan usulan terhadap kepala dinas setempat.
“Dalam hal pemberian solusi tersebut kita bisa mengambil contoh pada penerapan pilkada pada tahun 2020 yang mana terjadi kerumunan banyak orang namun standarisasi dari pada protokol kesehatan tetap di terapkan” ungkap surianto. (Arzad)