Menginspirasi, Pemuda Di Rampi Giat Menulis Buku Untuk Kemajuan Daerahnya

Luwu Utara- dinamisnews.id
Rampi merupakan sebuah kecamatan terpencil di kabupaten Luwu Utara. Kegiatan Masyarakat dirampi Kebanyakan dihabiskan dengan bercocok Tanam Seperti menanam Padi dan Sayur Sayuran.

Kecamatan ini jauh dari pusat kabupaten Luwu utara yaitu Kota Masamba, Setiap harinya beberapa masyarakat menghabiskan waktunya sebagai Tukang Ojek Masyarakat maupun Pengunjung yang hendak ke wilayah Kecamatan Rampi.

Salah seorang Pemuda Kecamatan Rampi dengan melihat kondisi daerahnya yang kurang diperhatikan pun, menghabiskan waktunya dengan menulis beberapa Judul Buku, bahkan beberapa dari Karyanya sudah di seminarkan.

Hal itu dilakukan untuk memotivasi masyarakat utamanya pemuda yang ada di Rampi untuk tetap teguh dan sabar dalam menjalani hidup serta berharap potensi kalangan muda di Rampi bisa di kembangkan baik menulis ataupun hal lain.

Mengetahui hal demikian Pihak Awak Media melakukan wawancara ke Pemuda Asal Rampi tersebut yaitu Saldin Safar pada Minggu Siang. (30/05/2021)

Saldin Safar (26) merupakan satu satunya Penulis Buku yang berasal dari tanah Rampi Kabupaten Luwu Utara, Diketahui Dirinya sudah menulis 5 Buku.

“Alhamdulillah karya buku saya sudah 5 terbit yang pertama itu Berbagi dalam berkarya (antologi puisi), yang kedua Seikat Rindu untuk Ayah dan Ibu (cerpen bersama ummu kalsum dan riska wati harfin), yang ke tiga Kartini dan bunga (antologi puisi bersama para penulis seindonesia) yang ke empat Sang Bidadari (antologi Puisi), dan yang terakhir Diamnya Sang Putri malu (Motivasi Islami)” Ucap Saldin

Dalam keterangan yang berhasil dihimpun, Inspirasi menulisnya itu datang pada saat dirinya sedang membaca beberapa Buku dari para penulis hebat.

“Yang mengispirasi saya adalah ketika saya baca-baca buku para penulis hebat seperti andrea hirata, salim A. Fillah, buya hamka. Lalu saya sejenak berpikir dan merenung “apakah aku pernah ketemu dengan buya hamka? Lalu kenapa aku bisa tahu beliau?. Lama kelamaan aku tahu jawabannya, aku tahu beliau karena karyanya. Orangnya sudah tiada, tapi karyanya selalu mengema dan selalu di genggam oleh para generasi muda. Sehingga itu saya memutuskan untuk menulis sebuah karya secara otodidak. Lalu ketika terbit saya sanding buku karya saya dengan para penulis hebat di dinding lemari saya.” Tambah Saldin

Melihat generasi muda hari ini yang kurang dalam mengkaji sebuah karya tulis Ilmiah, Saldin pun berharap Pemuda bisa kembali kepada eksistensinya utamanya Mahasiswa sebagai Agen Perubahan.

“Kepada Kawula Muda, ingatlah bahwasanya kalian adalah aset sebuah bangsa dan Agama. Tempatkan semangat membaramu kepada yang bermanfaat bagi sesamamu. Berkaryalah agar generasi tahu bahwa kamu permah hidup di masa lalu. Jika melangkah meninggal jejak, maka jalani hidupmu dengan sajak untuk mengajak terhadap sesamamu. Sebab mereka yang berkarya akan dikenang sepanjang masa dan mereka yang suka membaca akan dekat dengan cita-cita. Dengan membacalah kalian akan tahu ke mana harus melangkah.” Harap Saldin
(Arzad)

banner 468x60

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *