Banjir Bandang Kembali Melanda Suli, “Pemkab Luwu Di Nilai Tidak Becus”.

Luwu-dinamisnews-online.com

Setelah sebelumnya pada Jumat 03 Mei 2024, banjir bandang yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu termasuk Kecamatan Suli, kini Banjir bandang kembali melanda wilayah kecamatan suli, kelurahan Suli, pada Minggu 07/07/2024 sampai Senin 08/07/2024 di lingkungan suli dan lingkungan tangkalasi, kelurahan suli.

Banjir bandang tersebut membuat sejumlah masyarakat suli terhalang aktivitasnya, terkhusus di Lingkungan tangkalasi dan Lingkungan Suli, Kelurahan Suli, kecamatan suli.

Salah satu masyarakat suli yang akrab disapa Surianto menyebutkan, jika banjir tersebut membuat sejumlah aktivitas masyarakat terhalang, harusnya pemerintah memberikan solusi atas adanya banjir yang rutin melanda kelurahan suli, terkhusus lingkungan tangkalasi dan lingkungan suli, sebab di ketahui bahwa lingkungan tersebut merupakan wilayah Hilir dari arus air.

Lebih lanjut, Surianto juga mengungkapkan bahwa banjir bandang sebelumnya pada jumat 03 Mei 2024 diketahui bahwa merusak sejumlah lahan sawah, tambak dan infrastruktur jalan sehingga mengakibatkan trauma yang di alami masyarakat terkhusus di 2 lingkungan tersebut.

“Terkhusus di kelurahan suli, lingkungan Suli dan lingkungan tangkalasi harusnya menjadi prioritas pembangunan infrastruktur pemerintah setempat, sebab kami di sini merupakan wilayah Hilir arus air”. Ucap Surianto.

Dilain sisi, Surianto juga mengungkapkan bahwa, “banjir yang sekian lama menjadi langganan di 2 lingkungan tersebut diketahui oleh pemerintah kabupaten Luwu, harusnya dari dulu di tangani secara serius, namun jangankan penanganan banjir, pembangunan jalan saja baru ada di tahun 2024 itupun baru sekedar pengerasan jalan dan belum di aspal, serta hanya sebagian jalan di lingkungan suli yang baru-baru ini di anggarkan, padahal di lingkungan tangkalasi yang paling parah jalannya”. Ucapnya

Lebih jauh, Surianto mengungkapkan bahwa jika prioritas kebijakan pemerintah kabupaten Luwu hari ini terfokus pada wilayah lainnya, sedangkan ada wilayah yang sangat urgen untuk di utamakan, maka dirinya (Surianto) menilai bahwa pemerintah kabupaten luwu tidak becus.

Dari aspek lainnya, yaitu penyebab adanya banjir bandang yang selama ini melanda sejumlah kecamatan, terutama kecamatan suli dan suli Barat, harusnya menjadi bahan penelusuran pemerintah kabupaten Luwu untuk mencari tahu apa penyebab atas adanya banjir bandang yang akhir-akhir ini sering terjadi, apakah itu di akibatkan oleh curah hujan yang dominan, ataukah di akibatkan oleh adanya pembotakan pada wilayah hulu atau pembalakan liar pada hutan masyarakat, ataukah diakibatkan oleh sejumlah penambang liar yang beroperasi, hal tersebut harusnya di lakukan evaluasi sehingga banjir dapat di tangani, namun jika hal tersebut tidak dilakukan, maka banjir bandang akan terus terjadi, sehingga kinerja pemerintah kabupaten Luwu di pertanyakan.

Berkenaan dengan hal tersebut, Salah satu aktivis kabupaten Luwu yang akrab di sapa mursal, saat di minta tanggapannya terkait banjir bandang tersebut, dirinya mengungkapkan jika memang banjir yang melanda suli tidak menjadi titik fokus pemerintah, maka dirinya dan lembaga lainnya bersedia akan melakukan penelusuran sampai ke wilayah hulu dan akan melakukan penindak lanjutan jika di temukan adanya aktivitas yang melawan hikum.

Keluhan lainnya terkait adanya banjir tersebut datang dari salah seorang masyarakat suli, yang akrab disapa akmal, dirinya juga menyoroti adanya kebijakan pemerintah yang dinilai tidak memprioritaskan pembangunan di 2 lingkungan tersebut, dirinya (akmal) menilai bahwa jalan yang ada di lingkungan tangkalasi dan lingkungan suli sangat memprihatinkan.

Kembali Surianto mengungkapkan bahwa, jika pemerintah tidak memfokuskan wilayah Hilir yaitu lingkungan suli dan lingkungan tangkalasi pada aspek banjir tersebut, maka kami akan membicarakan hal tersebut bersama para tokoh masyarakat lingkungan suli dan lingkungan tangkalasi, kelurahan suli, untuk turun ke jalan dalam melakukan demontrasi besar-besaran, sebab kami juga bayar pajak, kenapa pembangunan dan penanganan banjir tidak di utamakan di wilayah kami, bukankah kebijakan pemerintah harus memprioritaskan pembangunan pada wilayah yang urgen. Ungkapnya dengan tegas.

Lebih jauh Surianto juga menjelaskan, jika dalam penelusuran terkait penyebab banjir, kami temukan adanya hal-hal yang melawan hukum, termasuk adanya tambang liar yang menjadi pemicu banjir, atau adanya pembalakan liar di wilayah hulu, maka kami akan meminta aparat penegak hukum mulai polres Luwu, sampai kepada Mabes polri untuk melakukan proses hukum terkait adanya penyebab banjir yang terkait hal-hal yang melawan hukum tersebut.

Diketahui sebelumnya pada banjir 03 Mei 2024, pembersihan jalan pasca banjir dilakukan oleh masyarakat lingkungan suli dan lingkungan tangkalasi secara gotong royong tanpa adanya bantuan alat dari pemerintah, serta penimbunan jalan dari lumpur yang masih mengendap di timbun dengan menggunakan uang dari masyarakat di 2 lingkungan tersebut tanpa adanya bantuan dari pemerintah.(SR)

banner 468x60

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *